![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifDcCUcQia6kwOBMa6kJZHVtQTdS-VpJd-V1D0PaA-l5nR6s7SFhHRwpt2INP7QeXUN90jDV4Pc4W6FzgLBGjwqMsPP2yRz7KA-2X2pWwS48XHdL2oCCxAD08gxzurN5FNIjkj6za8xJA/s320/heart1.jpg)
"Sungguh sangat menyakitkan mencintai seseorang tapi tidak dicintai olehnya. Mungkin lebih baik jika mencintai seseorang dan tak pernah berharap dia tau bahwa kau mencintainya. Menyimpannya dalam bingkai hati dan menutupnya sebaik mungkin.. Biar itu menjadi rahasia,.. jika memang tak pernah bisa bersama..."
Aku menemukan kalimat ini disebuah bungkus gorengan yang ku beli tadi pagi. Dan kemudian, aku mulai memutar otak untuk mencermati kalimat tersebut. Kemudian aku duduk di depan komputerku dan akhirnya jari2ku bergerak,.. mengajakku untuk menulis (lagi..!)
Seorang wanita bernama Ratih. Dan seorang pria bernama Agil. (** Semua nama bukanlah nama asli. Hal ini dilakukan agar tak ada orang yang merasa disakiti**). Ratih seorang pegawai di bank swasta di Bandung, dan kebetulan 1 kantor dengan Agil. Hubungan Ratih dan Agil hanyalah sebagai temen kerja. Ratih sebagai marketing dan Agil sebagai supervisor marketing. Mereka telah 7 bulan menghabiskan masa kerja di sana.
Ratih telah memiliki tunangan di Palembang, namanya Arif. Dan Agil telah memilki pacar sekaligus calon istri yang kerja di Jakarta, namanya Dena. Ratih dan Agil sama2 jarang bertemu dengan pasangan masing2. Apalagi Ratih, mungkin 1x setahun atau 2x setahun baru bisa bertemu dengan sang tunangan. Agil, hanya bisa bertemu sang pacar pada waktu weekend aja, itupun gak setiap minggu. Karna keterbatasan biaya untuk transportasi.
Awalnya, Agil dan Ratih hanya sebatas teman kantor. Kebetulan tiap sore sepulang kerja, Ratih selalu nebeng motor Agil untuk pulang. Karna kebetulan, hanya Agil yang sejalur dengan Ratih. Berawal dari teman kerja, kemudian sering pulang bareng, akhirnya ... Agil jatuh cinta kepada Ratih dan tak pernah menyatakan perasaannnya.
Agil tak ingin merusak semua hubungan baik yang telah berjalan selama ini. Dia tak ingin merusak pertunangan Ratih dengan cowoknya, dan Agil tak ingin menghianati kekasihnya. Dia hanya punya rasa CINTA yang terbagi buat Ratih. Agil tak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan isi hatinya, atau memiliki Ratih seutuhnya.
"Ini hanyalah nafsu. Aku kesepian disini, dan Ratih selalu ada untuk ku" Begitu Agil pernah bicara padaku.
"Aku tak mungkin memutuskan pacarku. Keluargaku dan keluarganya sudah dekat sekali. Dan taun depan kami akan menikah..!" Agil curhat dengan nada bingung yang tegas. Ya, tegas dalam arti, dia memang mencintai Ratih. Tapi dia tak bisa meninggalkan kekasihnya,.. atau merebut Ratih dari tunangannya...
"Aku hanya ingin menikmati CINTA ini dengan caraku sendiri. Tanpa ada yang perlu merasa sakit, tanpa ada yang merasa kecewa dan marah.." begitu lanjut Agil.
Mungkin semakin lama perhatian Agil ke Ratih mulai berkembang. Entah bagaimana, Ratih dan Agil terlihat begitu akrab diluar jam kerja.
"Pakabar kisah cintamu Bro..?" tanyaku
"Aku menikmatinya. Dan sepertinya Ratih juga."jawab Agil
Hmm.. aku tak begitu kaget. Karna memang aku pernah melihat Agil dan Ratih di sebuah tempat belanja jl. Pasteur. Mereka terlihat begitu mesra, seperti mereka sedang berpacaran. Berpegangan tangan dan berangkulan... sangat mesra dan penuh keceriaan.
"Membiarkan dia menikmati CINTA ini tanpa perlu merasa sakit.." lanjutnya
"Aku tau, dia juga mencintaiku. Tapi tak ada seorangpun yang mau memberikan kejelasan dan meminta kepastian..."
"Kami berdua tau,.. bahwa kami sama2 jauh dari pasangan."
"Kami merasa sepi, dan butuh seseorang tuk berbagi rasa sedih, kecewa, dan gembira kami.."
"Saat ini.. aku sedang menikmati CINTA ini... dan aku yakin, Ratih juga menikmatinya."
"Tiap hari aku bersamanya. Kami sering SMS an, telponan dan juga secara terang2an bilang I miss you.... walau tak pernah ada yang mengucapkan I Love You..!" lanjut Agil...
"Dia tak pernah menelpon atau mengirim SMS jika Dena sedang di bandung. Dan aku pun melakukan hal yang sama jika Arif ada di bandung....!" Aku hanya diam dan mendengarkan cerita itu. Mengisap rokokku dalam2 dan menghembuskannya keluar...
"Aku dan dia hanya menikmati CINTA ini. Tanpa ada yang mengekang,.. tanpa ada yang melarang,.. walau ku tau,.. kami berdua cukup tersiksa dengan keadaan ini..." Dan Agil membakar rokoknya....
"Ya sudah..! kalo memang itu jalan yang kau pilih untuk saat ini. Tapi ingat, jangan sakiti Dena atau Arif.. " Aku berusaha memberi masukan.
"Dena sudah 10 tahun hidup tersiksa bersamamu. Kau pacari dia, kau selingkuhi, kau minta balikan lagi, kau sakiti lagi, kau minta maaf lagi, kau kecewain lagi.. terus aja begitu...! Sudah berapa banyak air mata Dena yang keluar hanya untuk memaafkan mu Bro..?" Sindirku...
"Thanks bro... gua tau itu. Makanya kali ini,.. aku tak mau lagi meninggalkan Dean. Aku hanya ingin menikmati CINTA ini ... saat ini.. dengan Ratih."
"Cuma tinggal 6 bulaaaannn lagi bro..! kemudian dia akan meninggalkan ku. dan menikah dengan Arif. " Agil mencoba menuntaskan pembicaraan...
Dan aku akhirnya sedikit lega. Karna 6 bulan lagi, Ratih dan Arif akan menikah. Dan kisah ini akan segera selesai......
Sebulan sudah aku tak bertemu Agil. Karna memang aku dan Agil tidak tinggal di kosan yang sama. Aku hanya berpikir,.. mungkin Agil lagi sibuk. Tapi waktu aku maen ke kosannya,..Anak2 kos bilang, Agil sering pulang jam 10. dan kadang gak pulang. Lha..! kmana tuh anak..?
"BrakKK...!!" suara pintu kamar ku...
"Kampret..! ngagetin aja lu..." begitu ngeliat mahluk jelek bernama Agil yang masih memegang gagang pintu...
"Kmana aja lu..? gua ke kosan, kata anak2 lu jarang pulang..?" tanyaku..
Agil cuma senyum2 sambil membakar rokok nya....
"Seneng banget lu..?? senyum2 gak jelas..?? knapa lagi...??" tanyaku ketus..
"CINTA.. tak pernah ku mengerti.." Agil bicara dengan setengah senyum dan sok romantis..
"Taik lu..!" jawab ku..
"Gua ML ma Ratih..!" katanya..
"Anjrit..! gila lu..! ntar lagi dia kawin, monyet..!" bentak ku
"Lha,... sama-sama mau. Ya gimana lagi..?. Itu juga gak sengaja..! Gak direncanain..! Terjadi begitu aja.. "
"Dimana..?" potongku
"Dikosan..! Pulang besuk sodaranya di boromeus. Pas gua mo anter balik, eh ujan. Ya udah.. beteduh dulu di kosan gua... Gua bikinin minum,ngobrol ngalur ngidul.. tiba2 itu terjadi.." critanya..
"Njir..! dasar gelo..! mangnya lu dah bilang CINTA..?" tanyaku
"Udah..! Begitu abis ML, gua utarain perasaan gua. Tapi gua jujurin semuanya. Bahwa gua emang CINTA ma dia,.. tapi gua gak mungkin ninggalin Dena dengan alasan apapun." katanya sambil membuka bungkus kopi,sementara rokok masih nempel di bibirnya...
"Trus.." tanyaku penasaran..
"Ternyata dia ngalamin hal yang sama... Suatu kebetulan yang PAS!!. Dia tak akan mungkin ninggalin Arif..!. Disanalah akhirnya aku baru tau,.. ternyata CINTA TAK HARUS MEMILIKI,... WALAU AKU HARUS JUJUR.. ADA RASA SAKIT DI DADA INI....!" katanya.
"Trus gimana kisah klean selanjutnya..?" tanyaku
"Akan terus begini,.. sampai kami benar2 pisah kota. Karna sehabis nikah,.. Ratih akan ikut suaminya.." jawab Agil sambil menghembuskan asap rokok di mulutnya.
"Dan kalian akan terus bercinta?" tanyaku smbil mengaduk kopi yang kubikin..
"Mungkin..! Tapi aku tak berharap untuk itu. Aku hanya MENCINTAI dia. Tanpa pernah berpikir untuk hal yang telah terjadi,.. atau akan terjadi..!" jawab Agil sambil rebahan di kasurku...
"Biar CINTA ini kusimpan dalam hatiku dan kenanganku. Tak akan pernah kubuka lagi... Tapi akan terus berbekas dalam pikiranku... Aku tak mau Dena tau tentang kisah ini..." katanya.
"Ternyata,.. aku telah mencintai RATIH. Walau ku tau,.. aku tak kan mungkin bersama.. Biar ini menjadi kenangan dalam hidupku..." Jawab Agil sambil mematikan rokok.
Dan sekarang, Agil telah menikah dengan Dena. Ratih dengan Arif. Mereka terpisah kota.. terpisah pulau.. . Tapi sampai saat ini,.. mereka masih sering sma-an dan saling telpon. Mereka berdua akan menyimpan kenangan yang pernah mereka miliki... dan berjanji tak akan membukanya kembali. Kini mereka murni bersahabat. Dan hidup dalam cinta keluarga masing-masing...
Aku menemukan kalimat ini disebuah bungkus gorengan yang ku beli tadi pagi. Dan kemudian, aku mulai memutar otak untuk mencermati kalimat tersebut. Kemudian aku duduk di depan komputerku dan akhirnya jari2ku bergerak,.. mengajakku untuk menulis (lagi..!)
Seorang wanita bernama Ratih. Dan seorang pria bernama Agil. (** Semua nama bukanlah nama asli. Hal ini dilakukan agar tak ada orang yang merasa disakiti**). Ratih seorang pegawai di bank swasta di Bandung, dan kebetulan 1 kantor dengan Agil. Hubungan Ratih dan Agil hanyalah sebagai temen kerja. Ratih sebagai marketing dan Agil sebagai supervisor marketing. Mereka telah 7 bulan menghabiskan masa kerja di sana.
Ratih telah memiliki tunangan di Palembang, namanya Arif. Dan Agil telah memilki pacar sekaligus calon istri yang kerja di Jakarta, namanya Dena. Ratih dan Agil sama2 jarang bertemu dengan pasangan masing2. Apalagi Ratih, mungkin 1x setahun atau 2x setahun baru bisa bertemu dengan sang tunangan. Agil, hanya bisa bertemu sang pacar pada waktu weekend aja, itupun gak setiap minggu. Karna keterbatasan biaya untuk transportasi.
Awalnya, Agil dan Ratih hanya sebatas teman kantor. Kebetulan tiap sore sepulang kerja, Ratih selalu nebeng motor Agil untuk pulang. Karna kebetulan, hanya Agil yang sejalur dengan Ratih. Berawal dari teman kerja, kemudian sering pulang bareng, akhirnya ... Agil jatuh cinta kepada Ratih dan tak pernah menyatakan perasaannnya.
Agil tak ingin merusak semua hubungan baik yang telah berjalan selama ini. Dia tak ingin merusak pertunangan Ratih dengan cowoknya, dan Agil tak ingin menghianati kekasihnya. Dia hanya punya rasa CINTA yang terbagi buat Ratih. Agil tak pernah berkeinginan untuk mengungkapkan isi hatinya, atau memiliki Ratih seutuhnya.
"Ini hanyalah nafsu. Aku kesepian disini, dan Ratih selalu ada untuk ku" Begitu Agil pernah bicara padaku.
"Aku tak mungkin memutuskan pacarku. Keluargaku dan keluarganya sudah dekat sekali. Dan taun depan kami akan menikah..!" Agil curhat dengan nada bingung yang tegas. Ya, tegas dalam arti, dia memang mencintai Ratih. Tapi dia tak bisa meninggalkan kekasihnya,.. atau merebut Ratih dari tunangannya...
"Aku hanya ingin menikmati CINTA ini dengan caraku sendiri. Tanpa ada yang perlu merasa sakit, tanpa ada yang merasa kecewa dan marah.." begitu lanjut Agil.
Mungkin semakin lama perhatian Agil ke Ratih mulai berkembang. Entah bagaimana, Ratih dan Agil terlihat begitu akrab diluar jam kerja.
"Pakabar kisah cintamu Bro..?" tanyaku
"Aku menikmatinya. Dan sepertinya Ratih juga."jawab Agil
Hmm.. aku tak begitu kaget. Karna memang aku pernah melihat Agil dan Ratih di sebuah tempat belanja jl. Pasteur. Mereka terlihat begitu mesra, seperti mereka sedang berpacaran. Berpegangan tangan dan berangkulan... sangat mesra dan penuh keceriaan.
"Membiarkan dia menikmati CINTA ini tanpa perlu merasa sakit.." lanjutnya
"Aku tau, dia juga mencintaiku. Tapi tak ada seorangpun yang mau memberikan kejelasan dan meminta kepastian..."
"Kami berdua tau,.. bahwa kami sama2 jauh dari pasangan."
"Kami merasa sepi, dan butuh seseorang tuk berbagi rasa sedih, kecewa, dan gembira kami.."
"Saat ini.. aku sedang menikmati CINTA ini... dan aku yakin, Ratih juga menikmatinya."
"Tiap hari aku bersamanya. Kami sering SMS an, telponan dan juga secara terang2an bilang I miss you.... walau tak pernah ada yang mengucapkan I Love You..!" lanjut Agil...
"Dia tak pernah menelpon atau mengirim SMS jika Dena sedang di bandung. Dan aku pun melakukan hal yang sama jika Arif ada di bandung....!" Aku hanya diam dan mendengarkan cerita itu. Mengisap rokokku dalam2 dan menghembuskannya keluar...
"Aku dan dia hanya menikmati CINTA ini. Tanpa ada yang mengekang,.. tanpa ada yang melarang,.. walau ku tau,.. kami berdua cukup tersiksa dengan keadaan ini..." Dan Agil membakar rokoknya....
"Ya sudah..! kalo memang itu jalan yang kau pilih untuk saat ini. Tapi ingat, jangan sakiti Dena atau Arif.. " Aku berusaha memberi masukan.
"Dena sudah 10 tahun hidup tersiksa bersamamu. Kau pacari dia, kau selingkuhi, kau minta balikan lagi, kau sakiti lagi, kau minta maaf lagi, kau kecewain lagi.. terus aja begitu...! Sudah berapa banyak air mata Dena yang keluar hanya untuk memaafkan mu Bro..?" Sindirku...
"Thanks bro... gua tau itu. Makanya kali ini,.. aku tak mau lagi meninggalkan Dean. Aku hanya ingin menikmati CINTA ini ... saat ini.. dengan Ratih."
"Cuma tinggal 6 bulaaaannn lagi bro..! kemudian dia akan meninggalkan ku. dan menikah dengan Arif. " Agil mencoba menuntaskan pembicaraan...
Dan aku akhirnya sedikit lega. Karna 6 bulan lagi, Ratih dan Arif akan menikah. Dan kisah ini akan segera selesai......
Sebulan sudah aku tak bertemu Agil. Karna memang aku dan Agil tidak tinggal di kosan yang sama. Aku hanya berpikir,.. mungkin Agil lagi sibuk. Tapi waktu aku maen ke kosannya,..Anak2 kos bilang, Agil sering pulang jam 10. dan kadang gak pulang. Lha..! kmana tuh anak..?
"BrakKK...!!" suara pintu kamar ku...
"Kampret..! ngagetin aja lu..." begitu ngeliat mahluk jelek bernama Agil yang masih memegang gagang pintu...
"Kmana aja lu..? gua ke kosan, kata anak2 lu jarang pulang..?" tanyaku..
Agil cuma senyum2 sambil membakar rokok nya....
"Seneng banget lu..?? senyum2 gak jelas..?? knapa lagi...??" tanyaku ketus..
"CINTA.. tak pernah ku mengerti.." Agil bicara dengan setengah senyum dan sok romantis..
"Taik lu..!" jawab ku..
"Gua ML ma Ratih..!" katanya..
"Anjrit..! gila lu..! ntar lagi dia kawin, monyet..!" bentak ku
"Lha,... sama-sama mau. Ya gimana lagi..?. Itu juga gak sengaja..! Gak direncanain..! Terjadi begitu aja.. "
"Dimana..?" potongku
"Dikosan..! Pulang besuk sodaranya di boromeus. Pas gua mo anter balik, eh ujan. Ya udah.. beteduh dulu di kosan gua... Gua bikinin minum,ngobrol ngalur ngidul.. tiba2 itu terjadi.." critanya..
"Njir..! dasar gelo..! mangnya lu dah bilang CINTA..?" tanyaku
"Udah..! Begitu abis ML, gua utarain perasaan gua. Tapi gua jujurin semuanya. Bahwa gua emang CINTA ma dia,.. tapi gua gak mungkin ninggalin Dena dengan alasan apapun." katanya sambil membuka bungkus kopi,sementara rokok masih nempel di bibirnya...
"Trus.." tanyaku penasaran..
"Ternyata dia ngalamin hal yang sama... Suatu kebetulan yang PAS!!. Dia tak akan mungkin ninggalin Arif..!. Disanalah akhirnya aku baru tau,.. ternyata CINTA TAK HARUS MEMILIKI,... WALAU AKU HARUS JUJUR.. ADA RASA SAKIT DI DADA INI....!" katanya.
"Trus gimana kisah klean selanjutnya..?" tanyaku
"Akan terus begini,.. sampai kami benar2 pisah kota. Karna sehabis nikah,.. Ratih akan ikut suaminya.." jawab Agil sambil menghembuskan asap rokok di mulutnya.
"Dan kalian akan terus bercinta?" tanyaku smbil mengaduk kopi yang kubikin..
"Mungkin..! Tapi aku tak berharap untuk itu. Aku hanya MENCINTAI dia. Tanpa pernah berpikir untuk hal yang telah terjadi,.. atau akan terjadi..!" jawab Agil sambil rebahan di kasurku...
"Biar CINTA ini kusimpan dalam hatiku dan kenanganku. Tak akan pernah kubuka lagi... Tapi akan terus berbekas dalam pikiranku... Aku tak mau Dena tau tentang kisah ini..." katanya.
"Ternyata,.. aku telah mencintai RATIH. Walau ku tau,.. aku tak kan mungkin bersama.. Biar ini menjadi kenangan dalam hidupku..." Jawab Agil sambil mematikan rokok.
Dan sekarang, Agil telah menikah dengan Dena. Ratih dengan Arif. Mereka terpisah kota.. terpisah pulau.. . Tapi sampai saat ini,.. mereka masih sering sma-an dan saling telpon. Mereka berdua akan menyimpan kenangan yang pernah mereka miliki... dan berjanji tak akan membukanya kembali. Kini mereka murni bersahabat. Dan hidup dalam cinta keluarga masing-masing...
0 Celoteh:
Post a Comment