
SAWAHLUNTO...Sebuah kota dimana asal usulku dimulai...
Aku lahir di Sawahlunto, pada tahun 1977. Saat itu, kota tersebut tidaklah begitu ramai. Tapi saat aku beranjak SD, istilah "Kota Hongkong Diwaktu Malam" merupakan julukan yang diberikan kepada kota Sawahlunto. Ya,.. Karna saat itu, Lampu kota dan lampu jalan selalu terang benderang dan membuat suasana kota sangatlah gemerlap cahaya.
Kotaku dikelilingi oleh bukit. Ada puncak "Mato Aia", ada puncak Polan (yang konon diambil dari nama negara seorang pasteur (Polandia) yang hilang di puncak tersebut, yang (konon) dibawa oleh mahluk halus - orang bunian). Dulu, kedua bukit inilah tempat aku dan teman-temanku Camping/berkemah. Menyaksikan "Hongkong diwaktu malam" itu dari sebuah bukit. Begitu indah..!!!
Kotaku sangatlah kecil. Tapi (dulu) begitu indah. Banyak ragam budaya disana, walau mayoritasnya diisi oleh jawa dan keturunan. Mungkin 50% penduduk sawahlunto adalah suku Jawa dan keturunannya, Kemudian diisi beberapa % oleh suku Minang, Batak, Aceh, Sunda, dll. Jadi kotaku sangat Multikultural.
Aku sekolah TK di Santa Lucia, sebuah bangunan peninggalan belanda yang sekarang berubah menjadi sekolah. Sekolahku bersebelahan dengan Gereja, yang desain bangunannya juga seperti peninggalan Belanda). Kemudian aku melanjutkan ke SDN 5 sawahlunto (didekat Lapangan Segitiga / disebelah Wisma Ombilin), kemudian SMPN 1 Sawahlunto (Sempat menjadi Ketua Umum Osis SMPN 1). Prestasiku juga tak memalukan. Aku selalu rangking di sekolah, dan selalu mendapat kado dari sekolah setiap habis pembagian raport. Kemudian, aku mencoba untuk merantau ke SMAN 1 Padang. Kemudian Kuliah di Bandung, membuka usaha, kerja, kuliah lagi, kerja lagi,....
Wah.. kok ngomongnya jadi ksana kemari nih... Tapi ya begitulah. Sampai saat ini pun, aku masih membayangkan kotaku. Dari Muaro kalaban, melewati jalan yang berliku-liku (waktu kecil, aku sering mabok kalau melewati jalan ini..), Melewati Kelok "S", Pasar, Lapangan Segitiga, kearah air dingin.. Tangsi Baru. STOP..!! yah.. disanalah aku tinggal. -Tangsi Baru-... Kali Sikadi, Batang aia beleng, Kali Pondok batu,.. hehehe.. disitu dulunya aku belajar berenang. :) Sampai sekarang, rasa kangen itu masih ada. Mungkin terus ada...
Dan aku tak akan pernah melupakan kota kecilku,.. SAWAHLUNTO
Aku lahir di Sawahlunto, pada tahun 1977. Saat itu, kota tersebut tidaklah begitu ramai. Tapi saat aku beranjak SD, istilah "Kota Hongkong Diwaktu Malam" merupakan julukan yang diberikan kepada kota Sawahlunto. Ya,.. Karna saat itu, Lampu kota dan lampu jalan selalu terang benderang dan membuat suasana kota sangatlah gemerlap cahaya.
Kotaku dikelilingi oleh bukit. Ada puncak "Mato Aia", ada puncak Polan (yang konon diambil dari nama negara seorang pasteur (Polandia) yang hilang di puncak tersebut, yang (konon) dibawa oleh mahluk halus - orang bunian). Dulu, kedua bukit inilah tempat aku dan teman-temanku Camping/berkemah. Menyaksikan "Hongkong diwaktu malam" itu dari sebuah bukit. Begitu indah..!!!
Kotaku sangatlah kecil. Tapi (dulu) begitu indah. Banyak ragam budaya disana, walau mayoritasnya diisi oleh jawa dan keturunan. Mungkin 50% penduduk sawahlunto adalah suku Jawa dan keturunannya, Kemudian diisi beberapa % oleh suku Minang, Batak, Aceh, Sunda, dll. Jadi kotaku sangat Multikultural.
Aku sekolah TK di Santa Lucia, sebuah bangunan peninggalan belanda yang sekarang berubah menjadi sekolah. Sekolahku bersebelahan dengan Gereja, yang desain bangunannya juga seperti peninggalan Belanda). Kemudian aku melanjutkan ke SDN 5 sawahlunto (didekat Lapangan Segitiga / disebelah Wisma Ombilin), kemudian SMPN 1 Sawahlunto (Sempat menjadi Ketua Umum Osis SMPN 1). Prestasiku juga tak memalukan. Aku selalu rangking di sekolah, dan selalu mendapat kado dari sekolah setiap habis pembagian raport. Kemudian, aku mencoba untuk merantau ke SMAN 1 Padang. Kemudian Kuliah di Bandung, membuka usaha, kerja, kuliah lagi, kerja lagi,....
Wah.. kok ngomongnya jadi ksana kemari nih... Tapi ya begitulah. Sampai saat ini pun, aku masih membayangkan kotaku. Dari Muaro kalaban, melewati jalan yang berliku-liku (waktu kecil, aku sering mabok kalau melewati jalan ini..), Melewati Kelok "S", Pasar, Lapangan Segitiga, kearah air dingin.. Tangsi Baru. STOP..!! yah.. disanalah aku tinggal. -Tangsi Baru-... Kali Sikadi, Batang aia beleng, Kali Pondok batu,.. hehehe.. disitu dulunya aku belajar berenang. :) Sampai sekarang, rasa kangen itu masih ada. Mungkin terus ada...
Dan aku tak akan pernah melupakan kota kecilku,.. SAWAHLUNTO
0 Celoteh:
Post a Comment